Setiap aksara Jawa memiliki maknanya tersendiri. Terlebih lagi korelasinya dengan konsep Tuhan dalam pandangan Jawa. Makna-makna tersebut merepresentasikan konsep Tuhan dalam etimologi aksara Jawa. Secara rinci setiap aksara Jawa memiliki makna-makna tertentu. Untuk itu, Jejak Post sudah membuat tulisan tentang makna aksara Jawa sebagai berikut:
Memiliki maksud kehidupan ini ada karena kehendak Yang Maha Suci
Bermakna pengharapan manusia hanya pada sinar illahi
Berarti satu arah dan satu tujuan pada Yang Maha Tunggal
Memiliki arti rasa cinta sejati muncul dari rasa cinta kasih nurani
Memiliki arti segala hasrat hanya ditujukan untuk kesejahteraan alam
Memiliki arti menerima hidup apa adanya
Memiliki arti mendasar, totalitas, satu visi dan teliti dalam memandang hidup
Memiliki arti membentuk kasih sayang seperti kasih Tuhan
Memiliki arti ilmu manusia memang terbatas, namun penerapannya bisa tanpa batas
10. La: lir handaya paseban jati
Memiliki arti mengalirkan hidup semata pada tuntunan Illahi
Memiliki arti bahwa hakikat Tuhan ada pada segala arah
Memiliki arti untuk bisa berada di atas, tentunya di mulai dari dasar.
Memiliki arti selalu berusaha menyatu dan memahami segela kehendak-Nya
Memiliki arti yakin terhadap kodrat atau titah sang Illahi
Memiliki arti memahami kodrat kehidupan
Memiliki arti yakin dan mantap dalam menyembah Illahi
Memiliki arti belajar pada guru nurani
Memiliki arti menyelaraskan diri pada gerak alam
Memiliki arti sesuatu harus dimulai dan tumbuh dari niat
Memiliki arti melepaskan egoisme pribadi manusia
Pada aksra-aksara ini memiliki arti adanya utusan. Yaitu utusan hidup yang berupa nafas. Nafas tersebut memiliki kewajiban untuk jiwa dengan raga manusia. Dengan kata lain, terdapat unsur yang mempercayakan dan unsur yang dipercayakan dan dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur tersebut merupakan Tuhan, manusia dan kewajiban manusia sebagai ciptaanNya.
Dalam aksara-aksara ini menunjukan bahwa saat seseorang sudah sampai pada data atau saatnya untuk dipanggil, maka orang tersebut tidak boleh sawala atau mengelak. Artinya, seseorang wajib untuk bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan segala kehendak Tuhan.
Makna aksara-aksara ini memiliki arti menyatukan Dzat Pemberi Hidup, Tuhan dengan yang diberi kehidupan, sang mahluk. Kata padha artinya sama, sesuai jumbuh atau cock tunggal batin yang nampak dalam tingkah laku berdasarkan keutamaan dan keluhuran. Sedangkan jaya dapat memiliki makna menang atau unggul.Menang dalam konteks ini merupakan kemenangan yang sesungguhnya. Bukan sekedar menang tanpa usaha dan sportif.
Aksara tersebut mengandung arti untuk menerima segala sesuatu yang sudah diperintahkan dan dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Memiliki maksud bahwa manusia harus pasrah dan sumarah atau menyerah pada garis kodrat yang sudah diberikan Yang Maha Kuasa, meskipun diberi hak kuasa.